Teringat pada saat aku memilih nama anakku, karena bulan Desember ini adalah bulan kelahirannya… Tulisan ini buat Aya, anakku dan Ami, sebutan untuk bundanya Aya.
Dilahirkan pada hari Rabu Wage, tanggal 17 Desember 2008 Masehi, bertepatan dengan tanggal 19 Dzulhijjah 1429 Hijriyah atau tanggal 18 bulan Besar 1941 tahun Saka atau tanggal 20 Cap It Gwee 2559 tahun Cina, berjenis kelamin perempuan, pada pukul 22.00 WIB di Rumah Sakit Santo Antonius (RSSA) Pontianak, dengan berat badan 3.000 gr dan panjang 48 cm. Persalinan yang memakan waktu lebih kurang 15 menit, alhamdulillah berjalan lancar, setelah sang bunda menahan sakit lebih kurang sekitar 3,5 jam (dari pembukaan 3-4 cm yang terjadi sekitar jam 18.30 WIB), hingga berangsur menjadi keluarnya sang bayi dari perut bundanya.
Araya Zinda Indira adalah nama yang akhirnya dipilih, dari beberapa pilihan nama. Sedangkan nama yang sudah terbentuk menjelang kelahiran adalah nama yang lebih mendekati nama bayi laki-laki, yaitu Dmitry Arayahajj Alveoli, yang berarti ‘sang kekasih yang nafasnya dihembuskan ke dunia ini sebagai ornamen/pelengkap kehidupan pada hari raya haji’. Nama yang sebenarnya tampak elok dan bisa dilekatkan kepada bayi perempuan, tetapi setelah mendapat masukan dari pihak keluarga,yang mengatakan namanya lebih mirip nama laki-laki. Sehingga dicarilah nama yang lebih menampakkan ‘keperempuanan’. Lalu setelah melewati proses pengusulan nama seperti Izinda, Bageechanama, Lateefa, Jemima maka dipilihlah nama Zinda. Sedangkan nama Araya tetap dimasukkan.
Dari beberapa literatur, kata Araya berasal dari bahasa Arab, bahkan disebutkan pula juga berasal dari bahasa Afghanistan, yang mempunyai arti dekorasi atau ornamen. Yang tak kalah menariknya ternyata secara etimologi, nama/terminologi Araya juga dikenal di daerah Basque, propinsi Alava, yang merupakan bagian dari negara Spanyol. Hanya di daerah tersebut, terminologi Araya dapat diartikan lembah yang mengalir. Mengapa demikian ?. Karena panggilan Araya diadopsi dari mereka yang tinggal di daerah lembah tersebut dengan beberapa variasi seperti Arraya, Araja, Arrayo, Arrayas. Tetapi, jika merunut dalam sejarah peradaban umat manusia, Spanyol adalah bangsa yang pernah disinggahi oleh peradaban Islam, yang diawali oleh penaklukan Spanyol dari laut oleh Panglima Islam, Thariq bin Ziyad beserta pasukan muslim yang dipimpinnya. Bangunan-bangunan bersejarah dengan kultur Islam banyak pula ditemukan di Spanyol. Salah satu yang terkenal adalah Istana Al Hambra di Grenada. Oleh karena itu, seharusnya kita tidak perlu heran jika ternyata terminologi sebuah bahasa di Spanyol berkaitan erat dengan bahasa Arab.
Sedangkan kata Zinda berasal dari bahasa yang dipakai penduduk Samarkand, Uzbekistan –sebuah Negara di Asia Tengah yang beribukota Taskent-, yang mengandung makna kehidupan atau hidup. Zinda sendiri diambil dari penggalan kata sebuah peninggalan kebudayaan Samarkand yaitu Shah-I Zinda yang bisa diartikan sebagai the living king. Samarkand menyapa dunia dengan warisan agung dari pertemuan aneka budaya seperti China, Turki, Eropa dan India. Di kota itu tersimpan aneka peninggalan arsitektur dari masa akhir menjelang Masehi hingga abad ke-4 Masehi.
Setelah disepakati Araya Zinda yang bermakna dekorasi atau ornament kehidupan, maka dirasakan perlu adanya kata ketiga sebagai penyambung makna dari gabungan dua kata yang sudah ada. Maka didapatlah kata Indira yang berasal dari bahasa Hindi dan Sansekerta yang berarti keindahan, kebaikan, kecemerlangan. Dalam mitologi Hindu, Indira dikenal sebagai “the wife of Vishnu”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, kata Indira mempunyai makna yaitu splendid.
Maka lengkaplah nama dari anak perempuan ini yaitu Araya Zinda Indira yang mengandung makna yaitu dekorasi kehidupan yang indah, baik dan cemerlang. Makna yang lebih luas lagi adalah dekorasiNya (ciptaanNya) yang hidup dan yang dianugrahi dengan keindahan, kebaikan dan kecemerlanganNya.